Kekayaan Tersembunyi di Pulau Raja Ampat
Raja Ampat, selain dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia, juga menyimpan kekayaan sumber daya alam berupa cadangan nikel. Wacana pengembangan pertambangan nikel di wilayah ini mengundang perhatian publik, termasuk para tokoh nasional dan daerah yang menilai bahwa proyek ini berpotensi mempercepat pembangunan ekonomi Papua Barat.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan, “Jika pertambangan dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan melalui persetujuan masyarakat adat, maka ini akan menjadi terobosan besar untuk mengangkat kesejahteraan rakyat Papua. Kita tidak boleh membiarkan mereka hanya jadi penonton di tanah sendiri.”
Senada dengan itu, Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, menyampaikan bahwa pemerintah daerah membuka diri terhadap investasi tambang selama tetap memprioritaskan pelestarian alam dan kearifan lokal. “Kami mendukung pembangunan, termasuk pertambangan, asalkan tidak mengabaikan lingkungan dan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari akademisi Universitas Papua, Dr. Hendrik Mayor. Ia mengatakan, “Potensi nikel di Raja Ampat bisa menjadi modal besar untuk Papua jika dikelola transparan dan adil. Tantangannya adalah memastikan regulasi lingkungan ditegakkan.”
Dengan meningkatnya permintaan global terhadap nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam transisi energi dunia. Raja Ampat pun bisa mengambil peran strategis jika pengelolaan tambangnya mengikuti prinsip-prinsip good governance dan keberlanjutan.
Meskipun ada kekhawatiran terhadap dampak ekologis, banyak tokoh meyakini bahwa pertambangan yang bertanggung jawab justru bisa menjadi jembatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua secara merata dan berdaulat di atas kekayaan alamnya sendiri.