Semua Anggota NII Di Sumatera Barat Sudah Cabut Baiat
Polisi mengklaim seluruh warga Sumatera Barat yang terindikasi terpapar aliran Negara Islam Indonesia (NII) telah mencabut baiat atau sumpah setia dari organisasi tersebut dan mengakui pemerintah Indonesia yang sah.
Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa mengaku sempat mengultimatum. Kemudian, para anggota NII mencabut baiat agar tidak dilakukan penindakan hukum.
“Tenggang waktu yang saya berikan sampai 20 Mei, Alhamdulillah sebelum sampai 20 Mei seluruhnya telah cabut baiat,” kata Teddy dalam prosesi cabut baiat massal jilid III di kantor Bupati Lima Puluh Kota, Kamis (12/5).
Teddy menyebut ada 1.157 anggota NII di Sumatera Barat. Bertambah 32 dari sebelumnya. Sebanyak 391 anggota NII berada di Kabupaten Dharmasraya dan 518 orang di Kabupaten Tanah Datar. Sementara itu, ada 225 orang tak dijelaskan secara rinci asal daerahnya.
Dari 1.157 itu, sebanyak 1.135 telah mencabut baiat. Sementara itu, ada 16 di antaranya diproses hukum hingga menjadi tersangka sementara 7 lainnya meninggal dunia.
Teddy merinci sebanyak 391 anggota NII berada di Kabupaten Dharmasraya dan 518 orang di Kabupaten Tanah Datar. Sementara itu, ada 225 orang tak dijelaskan secara rinci asal daerahnya.
“Seluruhnya yang sudah melakukan cabut baiat sejumlah 1.134,” ucap Teddy.
Teddy menyebutkan bahwa anggota NII yang telah mencabut baiat Teddy menyebutkan bahwa anggota NII oleh sejumlah lembaga terkait.
“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi tingginya seluruh anggota NII yang telah sadar tanpa dipaksa paksa menyatakan setianya kepada NKRI,” imbuh Teddy.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa salah satu agenda yang NII ialah melengserkan pemerintah sebelum pemilu 2024.
Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan dan pengembangan 16 tersangka teroris yang ditangkap di Sumatera Barat pada Maret lalu.
“Barang bukti yang ditemukan juga menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan oleh jaringan NII Sumatera Barat yakni upaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun pemilu 2024,” kata Kabagbanops Densus 88 Kombes Aswin Siregar pada 18 April lalu.
Aswin menyebut NII Sumbar memiliki banyak rencana. Termasuk serangan teror yang diawali dengan mempersiapkan senjata tajam (disebut golok) dan juga mencari para pandai besi.
“Temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat terorisme Universitas Malikussaleh Al Chaidar meragukan klaim Densus 88 bahwa NII bersiap menggulingkan pemerintahan. Ia menyebut kelompok itu tak sebesar kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ataupun Jamaah Islamiyah (JI).
Menurutnya, NII adalah kelompok teroris yang paling tidak kompak di seluruh dunia. Pernah terpecah hingga 34 faksi. Saat ini ada 14 faksi di NII.
Dia justru menduga ada upaya Densus 88 Polri menggiring opini penundaan Pemilu 2024 lewat pernyataan Negara Islam Indonesia (NII) berencana menggulingkan pemerintahan.
“Malah jadi seperti menggiring opini untuk mengarahkan akan terjadi sesuatu yang darurat pada tahun 2024 tersebut sehingga pemerintah bisa memanipulasi data-data ini untuk kepentingan-kepentingan menurunkan (menunda) pemilu dan sebagainya,” kata Al Chaidar kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/4).
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220513082952-12-796241/kapolda-sumbar-semua-anggota-nii-di-sumatera-barat-sudah-cabut-baiat.