Uncategorized

PLTS Terapung Singkarak Akan Jadi yang Terbesar di Sumatra. Wapresma UBH Dorong Transparansi

PT PLN Indonesia Power dan ACWA Power perusahaan asal Arab Saudi, telah bermitra untuk mengembangkan PLTS Terapung Singkarak yang berkapasitas 50 MW, PLTS ini digadang-gadang akan menjadi PLTS terbesar di Pulau Sumatra.  Proyek ini direncanakan akan beroperasi atau commercial operation date (COD) pada 2027, dengan memanfaatkan area 49 hektare atau 0,45 persen dari total luas Danau Singkarak, yang mencapai 10.780 hektare. 

Namun, pada pelaksanaannya terdapat penolakan dari sebagian masyarakat Kec. Batipuh Selatan, Kab. Tanah Datar karena khawatir merusak habitat ikan bilih dan ekosistem danau yang menjadi mata pencarian masyarakat setempat. 

Thoriq, Wapresma Universitas Bung Hatta (UBH) mengatakan proyek ini bertujuan bagus, sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan upaya pemerintah dalam menyukseskan program Energi Baru Terbarukan (EBF) dan ramah lingkungan yang dapat membantu suplai listrik di Sumatra bagian Barat. Namun karena masyarakat memiliki pengalaman dikecewakan oleh PLTA Singkarak dimasa lalu, makanya menolak. 

“Sebetulnya PLTS Singkarak secara konsep yang disampaikan oleh pelaksana adalah proyek bagus yang hanya memanfaatkan 0,45 persen dari total luas permukaan Danau Singkarak. Proyek ini merupakan upaya pemerintah dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Ramah Lingkungan” ujarnya.

Penolakan masyarakat terjadi karena kekecewaan yang diterjadi dimasa lalu pada saat pembangunan PLTA singkarak yang membuat ekosistem tercemar dan tidak memiliki dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat. 

“Masyarakat menolak karna pernah dibohongi pada saat pembangunan PLTA Singkarak pada tahun 1998 yang katanya bermanfaat kepada masyarakat, tetapi kenyataannya tidak memiliki dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat” tambahnya. 

Menurutnya diperlukan transparansi dari pelaksana proyek PLTS Singkarak agar kekecewaan yang terjadi dimasa lalu tidak berulang.